Pembentukan Disakarida dan polisakarida
Pembentukan Disakarida dan polisakarida
A. DISAKARIDA
Disakarida
merupakan bagian paling umum atau paling banyak terdapat di alam dari
Oligosakarida. Oligosakarida berasal dari bahasa Yunani yaitu oligos=beberapa,
sedikit dansaccharum=gula. Oligosakarida biasanya mengandung paling
sedikit dua unit monosakarida dan tidak melebihi delapan unit monosakarida.
Jika hanya mengandung dua unit monosakarida maka disebut disakarida, jika tiga
unit monosakarida disebut trisakarida dan seterusnya.
Disakarida
adalah karbohidrat yang tersusun dari dua molekul monosakarida yang berikatan
kovalen dengan sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang
menggabung kedua unit monosakarida disebut ikatan glikosida. Ikatan glikosida
terbentuk antara atom C 1 suatu monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida
lain atau ikatan tersebut terjadi antara karbon anomerik pada satu monosakarida
dan gugus hidroksil pada monosakarida lainnya. Ikatan glikosida segera
terhidrolisa oleh asam, tetapi tahan terhadap basa.
Jadi,
disakarida dapat di hidrolisa menghasilkan komponen monosakarida bebasnya
dengan perebusan oleh asam encer. Hidrolisis satu mol disakarida akan
menghasilkan dua mol monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak
terdapat di alam. maltosa (gula gandum), Sukrosa (gula tebu), dan laktosa
(gula susu) merupakan anggota penting dari grup disakarida. Seperti dinyatakan
oleh namanya, tiap molekul gula ini terdiri dari dua satuan monosakarida.
a. Maltosa
Maltosa
adalah suatu disakarida yang paling sederhana dan merupakan hasil dari
hidrolisis parsial tepung (amilum) dengan asam maupun enzim. Maltosa adalah
disakarida yang paling sederhana, mengandung dua residu D-gluksa yang
dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida diantara atom karbon 1 ( karbon anomer)
dari residu glukosa yang pertama dan atom karbon 4 dari glukosa yang
kedua.Konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosida diantara kedua
residu D-glukosa adalah bentuk α, dan ikatan ini dilambangkan sebagai α(1→4 ). Unit monosakarida yang mengandung
karbon anomer di tunjukan oleh nomor pertama atau lokan pada lambang ini. Kedua
residu glukosa pada maltosa berada dalam bentuk piranosa.
Maltosa
adalah gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi
bebas, yang dapat dioksidasi.Residu glukosa dari maltosa dapat berada dalam
bentuk α maupun β, Bentuk α dibentuk oleh kerja enzim air liur amylase terhadap
pati. Maltosa dihirolasi menjadi dua molekul D-glukosa oleh enzim usus maltosa,
yang bersifat spesifik terhadap ikatan α(1→4) Disakarida selobiosa juga mengandung
dua residu D-glukosa, tetapi senyawa ini dihubunkan oleh ikatan β(1→4). Pada maltosa, sebuah molekul glukosa
dihubungkan dengan ikatan glikosida melalui atom karbonnya yang pertama dengan
gugus hidroksil atom karbon keempat pada molekul glukosa lainnya.
Dari struktur
maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antar unit yaitu
menghubungkan atom karbon 1 dari α-D-glukosa dengan atom karbon 4 dari
α-D-glukosa. Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memilki gugus
karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi. Satu molekul maltosa
terhidrolisis menjadi dua molekul D-glukosa oleh enzim usus maltose, yang
bersifat spesifik bagi ikatan α(1-4).
b. Sukrosa
Sukrosa
termasuk disakarida yang disusun oleh glukosa dan fruktosa. Gula ini banyak
terdapat dalam tanaman. Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit.
Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun
oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α. Sukrosa
dibentuk oleh banyak tanaman , tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi.
Berlawanan dengan laktosa dan maltosa, sukrosa tidak mengandung atom karbon
anomer bebas, karena karbon anomer kedua komponen unit monosakarida pada
sukrosa berikatan satu dengan yang lain, karena alasan inilah sukrosa bukan
merupakan gula pereduksi.
Struktur
sukrosa (α- D- glukopiranosil –β-D-fruktofuranosida)
Atom-atom
isomer unit glukosa dan fruktosa berikatan dengan konfigurasi ikatan glikosilik
yakni α untuk glukosa dan β untuk fruktosa. Dengan sendirinya, sukrosa tidak
mempunyai gugus pereduksi bebas (ujung aldehid atau keton). Sukrosa mempunyai
sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hidrolisis sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa dikatalis oleh sukrase (disebut juga invertase karena menubah
aktivitas optic dari putaran ke kanan menjadi ke kiri).
c.
Laktosa
Laktosa
adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa
tersusun dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1,4′-β.
Karena
laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa,
laktosa adalah disakarida pereduksi. Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan
enzim galaktase yang dihasilkan dari pencernaan, akan memberikan jumlah
ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan β-D-galaktosa. Apabila enzim ini kurang
atau terganggu, bayi tidak dapat mencernakan susu. Keadaan ini dikenal dengan
penyakit galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
B. POLISAKARIDA
Polisakarida
terdiri atas rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit
monosakarida yang membentuk rantai polimer dengan ikatan glikosidik.
Polisakarida dibedakan menjadi homopolisakarida dan heteropolosakarida. Contoh
dari homopolisakarida adalah pati, dan contoh dari heteropolisakarida adalah
asam hialuronat.
Struktur
homopolisakarida
Struktur
heteropolisakarida
Beberapa
sifat polisakarida berbeda sekali dengan monosakarida atau disakarida.
Sifat-sifatnya antara lain sebagai berikut :
1.
Polisakarida
tidak mempunyai rasa manis
2.
Tidak
mempunyai struktur kristal. Jika pun dapat larut, maka dia hanya merupakan
larutan koloidal dan tidak dapat bereduksi.
3.
Polisakarida
tidak dapat diragikan.
4.
Daya
kelarutan dan daya reaksinya jauh lebih kecil kemungkinannya dibandingkan
dengan gula-gula lainnya
5.
Polimer
tepung (amilum), glikogen, dan selulosa semua terdiri atas komponn D-Glukosa,
tetapi sifat kimianya, fisika, dan biologinya berlainan. Ini tidak ditentukan
oleh komponen-komponen alamiahnya yang sama melainkan oleh strukturnya.
Beberapa
polisakarida yang penting diterangkan di bawah ini :
1. Selulosa
Selulosa
adalah polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi berguna dalam
mekanisme alat pencernaan, antara lain : merangsang alat pencernan untuk
mengeluarkan getah cerna, membentuk volume makanan sehingga menimbulkan rasa
kenyang, serta memadatkan sisa-sisa zat gizi yang tidak diserap lagi oleh
dinding usus.
Selulosa
merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dan ditemukan dalam dinding sel
tumbuhan. Selulosa terdapat pada bagian-bagian yang keras dari biji kopi, kulit
kacang, buah-buahan dan sayuran.
Selulosa
merupakan polimer yang tidak bercabang, terbentuk dari β-D-glukosa (dimana
monosakarida yang berdekatan) terikat bersama dengan ikatan β (1→4) glikosidik. Panjang ikatan bervariasi
dari beberapa ratus sampai beberapa ribu unit glukosil. Dalam dinding sel
tanaman, sejumlah besar selulosa terkumpul menjadi rantai silang serabut
paralel dan bundel-bundel yang merupakan rantai tersendiri.
2. Chitin
Chitin
merupakan polisakarida struktural ekstraselular yang ditemukan dalam jumlah
besar pada kutikula arthropoda dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam spons,
molusca, dan annelida. Juga telah diidentifikasi dari dinding sel fungi.
Polisakaridanya merupakan rantai tak bercabang dari polimer asetil-glukosamin
dan terdiri atas ribuan unit. Bentuknya seperti selulosa. Fungsinya sebagai
substansi penunjang pada insekta dan crustaceae (kepiting).
Kitin mempunyai rumus empiris (C6H9O4.NHCOCH3)n dan merupakan zat padat yang tidak larut dalam
air, pelarut organik, alkali pekat, asam mineral
lemah tetapi larut dalam asam-asam mineral yang
pekat. Polisakarida ini mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan polimer
berantai lurus dengan nama lain
β-(1,4)-2-asetamida-2-dioksi-D-glukosa (N-asetil-D-Glukosamin) (Suryanto et
al., 2005).
Kitin mempunyai persamaan dengan
selulosa, dimana ikatan yang terjadi antar monomernya terangkai dengan ikatan
glukosida pada posisi -1,4. Sedangkan perbedaannya pada selulosa adalah gugus
hidroksil yang terikat pada atom karbon nomor 2, pada kitin digantikan
oleh gugus asetamida (NHCOCH3) sehingga kitin
menjadi sebuah polimer berunit N-asetil-glukosamin. Struktur kitin dapat
dilihat pada gambar.
3. Glikogen
Glikogen
merupakan homopolisakarida nutrien bercabang yang terdiri atas glukosa dalam
ikatan 1→4 dan 1→6. Banyak ditemukan dalam hampir semua
sel hewan dan juga dalam protozoa serta bakteri. Glikogen merupakan cadangan
karbohidrat dalam tubuh yang disimpan dalam hati dan otot. Jumlah cadangan
glikogen ini sangat terbatas. Bila diperlukan oleh tubuh, diubah kembali
menjadi glukosa.
Glikogen ini
merupakan polisakarida yang penting sehingga lebih intensif dipelajari. Pada
manusia dan vertebrata, glikogen didapat dalam hati serta otot yang merupakan
cadangan karbohidrat. Glikogen dapat dengan cepat disintesis kembali dari
glukosa. Glikogen terdiri atas jutaan unit glukosil. Unit glukosil terikat
dengan ikatan 1→4 glikosidik
membentuk rantai panjang, pada titik cabang terbentuk ikatan 1→6. Hal ini mengakibatkan terbentuknya
struktur yang menyerupai pohon. Dalam molekul tunggal glikogen hanya
ada satu unit glukosa dimana atom karbon nomor 1 memegang satu gugus hidroksil.
Semua gugus 1-OH lainnya terikat dalam formasi ikatan 1→4 dan 1→6 glikosidik. Gugus 1-OH tunggal yang
bebas dinamakan “ujung pereduksi” (reducing
end) dari molekul ditandai dengan R dalam gambar. Sebaliknya “ujung non-pereduksi”
didapat (gugus 4-OH dan 6-OH bebas) pada terminal di luar rantai.
4. Pati
Pati merupakan polisakarida yang
berfungsi sebagai cadangan energi bagi tumbuhan.Patimerupakan
polimer α-D-glukosa dengan ikatan α (1-4). Kandungan glukosa pada pati bisa
mencapai 4000 unit. Ada 2 macam amilum yaitu amilosa (pati berpolimer lurus)
dan amilopektin (pati berpolimer bercabang-cabang).Sebagian besar pati
merupakan amilopektin.
Pati adalah nutrien polisakarida yang
ditemukan dalam sel tumbuhan dan beberapa mikroorganisme dalam beberapa hal
mempunyai kesamaan dengan glikogen (glikogen terkadang disebut dengan “pati
hewani”). Beberapa sifat pati adalah mempunyai rasa yang tidak manis, tidak
larut dalam air dingin tetapi di dalam air panas dapat membentuk sol atau jel
yang bersifat kental. Sifat kekentalannya ini dapat digunakan untuk mengatur
tekstur makanan, dan sifat jel nya dapat diubah oleh gula atau asam. Pati di
dalam tanaman dapat merupakan energi cadangan; di dalam biji-bijian pati
terdapat dalam bentuk granula. mempunyai diameter beberapa mikron, sedangkan
dalam mikroorganisme hanya berkisar 0,5-2 mikron.Pati dapat
dihidrolisis dengan enzim amylase. Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin.
Komponen
amilosa pati merupakan polisakarida tak bercabang yang terikat 1→4 glikosidik, terdiri atas glukosa dan
beberapa ribu unit glikosil. Rantai polisakarida membentuk sebuah heliks.
Amilopektin merupakan polisakarida bercabang yang mengandung ikatan 1→4 dan 1→6 unit glikosil, hal sama seperti dalam glikogen. Tentu saja amilopektin mempunyai lebih banyak
struktur terbuka dengan sedikitnya ikatan 1→6 dan rantai lebih panjang.
Potongan
Amilosa
Lokasi
terbentuknya cabang amilopektin
5. Asam
Hialuronat
Asam
Hialuronat merupakan heteropolisakarida dan bercabang yang terdiri atas
disakarida dari N-asetilglukosamin dan asam glukoronat. Asam glukoronat terikat
kepada N-asetilglukosamin pada masing-masing disakarida dengan ikatan 1→3 glikosidik, tetapi disakarida yang
berurutan terikat 1→4. Asam
hialuronat didapat dalam cairan sinovial persendian, vitreous humor mata, dan
substansi dasar kulit.
Permasalahan
1. Kapan anomer pada suatu struktur dapat terjadi , beri
contohnya ?
2. Mengapa sukrosa bukan gula pereduksi? (padahal fruktosa
sendiri adalah gula pereduksi)
3. Apakah perbedaan dari homopolisakarida dan heteropolisakarida , jelaskan !
Saya akan mencoba menjawab permasalahan yang ke-3. Polisakarida memilki rumus molekul (C6H10O5)n. Ada dua macam polisakarida, yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Homopolisakarida dibentuk oleh monosakarida yang sama, sedangkan heteropolisakarida di bangun oleh berbagai macam-macam monosakarida, nitrogen amino, dan sulfur.
BalasHapusContoh homopolisakarida
1) Amilum (zat pati), merupakan hasil fotosintesis.
2) Glikogen, terdapat pada sel-sel hati dan sel-sel otot
3) Inulin, terdapat pada sel akar tumbuhan tertentu sebagai cadangan makanan.
4) Lignin, terdapat pada sel xilem.
5) Selulosa, terdapat pada dinding sel tumbuhan tingkat tinggi dan berfungsi sebagai pelindung sel.
Contoh heteropolisakarida
1) Kitin, terdapat pada kulit Arthropoda, misalnya jangkrik dan kumbang
2) Heparin, terdapat di dalam sel hati, sel paru-paru, dan sel dinding arteri sebagai zat antikoagulasi
Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor satu yaitu Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom karbon hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas karena karbon anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain.
BalasHapusSukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α.
Jika kita perhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di dalam air digunakan untuk berikatan sehingga keduanya tidak memiliki gugus hemiasetal. Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau keton sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi.
Saya akan menjawab pertanyaan nomor 2
BalasHapusJawaban : Jika gugus mereduksi terlibat dalam struktur cincin hemiasetal, karbon 1 menjadi asimetrik dan ada dua isomer yang mungkin, keduanya disebut anomer. Contoh pada glukosa dikenal anomer α-D-glukosa dan β-D-glukosa
Posisi H dan OH pada karbon anomerik disebut α atau β ditentukan dengan mereaksikannya dengan asam borat; α -glukosa bereaksi dengan cepat sedang β -g1ukosa tidak mudah bereaksi dengan asam borat. Haworth berhasil menggambarkan rumus tersebut dalam bentuk perspektif dengan atom H dan hidroksil (OH) di atas atau di bawah bidang cincin yang letaknya tegak lurus pada permukaan kertas. Ikatan-ikatan digambarkan, tebal terletak di depan, sedang yang tipis di bagian be1akang. dapat pula dijelaskan cara pemberian symbol D dan L pada heksosa yang didasarkan pada letak karbon no 6.