Pembentukan Struktur Sekunder dan Tersier Pada Protein
Protein yang
tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai macam struktur yang khas
pada masing-masing protein. Karena protein disusun oleh asam amino yang berbeda
secara kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai melalui ikatan peptida dan
bahkan terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida. Selanjutnya protein bisa
mengalami pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang bermacam-macam. Adapun
struktur protein meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier,
dan struktur kuartener (Gambar 2).
Gambar 3. Reaksi pembentukan peptida melalui reaksi dehidrasi (Voet &
Judith, 2009).
Struktur protein dapat dibagi
menjadi sebagai berikut.
1) Struktur Primer
Struktur primer merupakan
struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino yang tersusun secara
linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak terjadi
percabangan rantai (Gambar 4). Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara
gugus α–amino dengan gugus α–karboksil (Gambar 3). Ikatan tersebut dinamakan
ikatan peptida atau ikatan amida (Berg et al., 2006; Lodish et al., 2003).
Struktur ini dapat menentukan urutan suatu asam amino dari suatu polipeptida
(Voet & Judith, 2009).
2) Struktur Sekunder
Kekuatan menarik di antara asam amino dalam rangkaian protein
menyebabkan struktur utama membelit, melingkar, dan melipat diri
sendiri. Bentuk-bentuk yang dihasilkan dapat spriral, heliks, dan
lembaran. Bentuk ini dinamakan struktur sekunder. Dalam kenyataannya
struktur protein biasanya merupakan polipeptida yang terlipat-lipat
dalam bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya
tersusun saling berdekatan.
Struktur Sekunder merupakan kombinasi antara struktur
primer yang linear distabilkan oleh
ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang
polipeptida. Salah satu contoh struktur sekunder adalah α-heliks dan β-pleated
(Gambar 5 dan 6). Struktur ini memiliki segmen-segmen dalam polipeptida yang terlilit atau terlipat secara berulang. (Campbell
et al., 2009; Conn, 2008).
Pada struktur ini ikatan peptida, dan ikatan hidrogen antara gugus N - H dan C = O berperan sebagai tulang punggung struktur.
Struktur
sekunder β-pleated (Campbell et al., 2009).(Murray et al, 2009). Struktur
sekunder β-pleated (Campbell et al., 2009).
3) Struktur Tersier
Kebanyakan protein mempunyai beberapa macam struktur sekunder yang
berbeda. Jika digabungkan, secara keseluruhan membentuk struktur tersier
protein. Bagian bentuk-bentuk sekunder ini dihubungkan dengan ikatan
hidrogen, ikatan garam, interaksi hidrofobik, dan ikatan disulfida.
Ikatan disulfida merupakan ikatan yang terkuat dalam mempertahankan
struktur tersier protein. Ikatan hidrofobik terjadi antara ikatan-ikatan
nonpolar dari molekul-molekul, sedang ikatan-ikatan garam tidak begitu
penting peranannya terhadap struktur tersier molekul. Ikatan garam
mempunyai kecenderungan bereaksi dengan ion-ion di sekitar molekul.
Perhatikan ikatan-ikatan pada struktur tersier protein berikut.
4) Struktur Kuartener
Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya melibatkan satu
rantai polipeptida. Akan tetapi bila struktur ini melibatkan beberapa
polipeptida dalam membentuk suatu protein, maka disebut struktur
kuartener. Pada umumnya ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknya
protein sama dengan ikatan-ikatan yang terjadi pada struktur tersier.
permasalahan :
1. apakah yang menyebabkan bentuk struktur protein berbeda - beda ?
2. apakah protein dapat terbentuk dengan beberapa struktus saja ? jelaskan
3. apa yang membedakan Struktur
sekunder β-pleated dengan Struktur
sekunder β-pleated ? jelaskan
Saya akan mencoba nenjawab permasalahan yang Anda tampilkan pada No.1 yaitu :
BalasHapusProtein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai macam struktur yang khas pada masing-masing protein. Karena protein disusun oleh asam amino yang berbeda secara kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai melalui ikatan peptida dan bahkan terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida. Selanjutnya protein bisa mengalami pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang bermacam-macam. Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener.
Pada struktur sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen antara daerah linear rantai polipeptida. β-pleated ditemukan dua macam bentuk, yakni antipararel dan pararel (Gambar 7 dan 8). Keduanya berbeda dalam hal pola ikatan hidrogennya. Pada bentuk konformasi antipararel memiliki konformasi ikatan sebesar 7 Å, sementara konformasi pada bentuk pararel lebih pendek yaitu 6,5 Å (Lehninger et al, 2004). Jika ikatan hidrogen ini dapat terbentuk antara dua rantai polipeptida yang terpisah atau antara dua daerah pada sebuah rantai tunggal yang melipat sendiri yang melibatkan empat struktur asam amino, maka dikenal dengan istilah β turn yang ditunjukkan dalam Gambar 9 (Murray et al, 2009).
BalasHapusbiasanya dalam tubuh bentuk dari protein adalah sekunder namun tidak memungkinkan untuk semua nya ada. namun Beberapa protein dapat berfungsi sebagai monomer, sehingga ia tidak memiliki struktur kuartener. struktur kuartener dirtemukan pada protein yang kompleks Struktur kuartener protein adalah cara kombinasi unit-unit polipeptida dalam protein oligomer. Hanya protein oligomer yang mempunyai struktur kuartener
BalasHapus